Dusun Kapasan dan Lenceng sebagai dusun dengan pemanfaatan pertanian persawahan yang luas dan baik. Sawah membentang dan garis pematang memanjang menjadi penghias yang sempurna. Padi dan jagung mendominasi dua dusun ini. Hal itu juga didukung dengan dialirinya aliran sungai yang tentu saja sangat membantu dalam proses irigasi dan sumber air bersih.
B. Ladang
Dusun Kebun yang memiliki keadaan geografis perbukitan memang cederung cocok untuk cocok tanam sistem ladang. Tanaman Palawija akan sangat cocok ditanam di lahan demikian. Maka tidaklah mengherankan jika dusun Kebun banyak dimanfaatkan untuk bercocok tanam tanaman Palawija dan umbi-umbian.
c. Pekarangan Rumah
Dusun Kebun dinilai cenderung lebih maksimal dalam pemanfaatn pekarangan rumah jika dibandingkan dengan ketiga dusun lainnya. Berbagai (bunga, toga, dan sayuran) banyak di tanam di dusun ini. Tentu hal ini sangat baik dan harus diperhatikan seraya mengembangkan cara demikian ke ketiga dusun lainnya.
Desa Batorasang merupakan desa yang memiliki potensi alam seperti bukit Gonung Andhri di sisi timur. Selain itu, pertanian menjadi bidang yang sangat menonjol sehingga banyak dijumpai di desa ini, antara lain padi, jagung, umbi-umbian, serta sukun. Pertanian di desa ini menggunakan metode tadah hujan sehingga pada musim kemarau sawah-sawah yang ada ‘beristirahat’. Dengan geliat pertanian yang luar biasa, maka masyarakat desa lewat inisiasi perangkat desa membentuk kelompok tani yang masing-masing dusun mempunyai pengurus.
Selain pertanian di sawah, juga terdapat potensi alam yang tak kalah luar biasanya. Tanah yang subur adalah nikmat yang sungguh tidak ternilai. Karena secara geografis yang berada di lereng bukit, oleh karena itu lesuburan tanahnya tidak dapat diragukan lagi. mengingat lereng bukit tentu tanah yang ada mengandung zat hara tanah yang banyak sehingga sangat cocok untuk lahan pertanian (sawah dan ladang). Atas latar belakang itu lah, maka tidak mengherankan jika terdapat banyak ladang yang biasanya dijadikan tempat oleh warga menanam Jagung, umbi-umbian, kacang, dan lain sebagainya
Potensi pertanian yang luar biasa ini juga didukung dengan sumber air yang dapat dikatakan cukup. Desa Batorasang adalah desa yang dilintasi oleh aliran sungai. Aliran sungai ini lah yang menjadi penopang ketahanan pangan serta sumber air tetap warga saat musim kemarau.
Pekarangan rumah warga juga nampaknya mempunyai peran yang besar jika dapat dimaksimalkan dengan baik. Hal ini bisa kita tilik bersama dengan banyaknya pohon Sukun. Hampir setiap halaman rumah warga tumbuh menjulang pohon Sukun. Jangan berpikir bahwa Sukun yang tumbuh adalah buah Sukun biasa, tentu bukan. Buah Sukun di desa ini berbeda dengan Sukun pada umumnya. Hal ini nampak dari ukuran yang lebih kecil namun rasanya lebih manis daripada Sukun biasanya.
Melihat potensi yang besar maka tentu sangat disayangkan apabila buah Sukun yang melimpah ini tidak maksimal dalam pemanfaatannya. Salah satu bentuk pemanfaatannya yakni dengan membuat olahan makanan berbahan baku Sukun oleh para belasan mahasiswa Kuliah Kerja Nyata (KKN) kelompok 53 Universitas Trunojoyo Madura (UTM) 2019-2020. Bergandeng tangan dengan PKK, maka terciptalah produk unggulan yakni BaDoKun (Batorasang Donat Sukun) dengan cita rasa khas. Diharapkan produk yang dibuat dapat dikembangkan dan menjadi pemantik terhadap munculnya produk-produk lain yang memanfaatkan hasil alam.
Terwujudnya masyarakat Desa Batorasang yang tentram, maju, makmur dan berkeadilan
Misi:
1.Melanjutkan program-program yang telah dilaksanakan oleh pemerintah desa Batorasang periode saat ini. Sebagaimanatercantum dalam dokumen RPSMDES desa Batorasang RKPDES APPDES
2.Memperdayakan semua potensi yang ada di masyarakat yang meliputi
a. Pemberdayaan Sumber Daya Manusia (SDM)
b. Perberdayaan Sumber Daya Alam (SDA)
c. Pemberdayaan ekonomi masyarakat
3.Menciptakan kondisi masyarakat desa batorasang yang aman, tertib guyub dan rukun dalam kehidupan masyarakat dengan berpegang pada prinsip-prinsip yaitu:
a. duduk sama rendah, berdiri sama tinggi
b. Ringan sama dijinjing, berat sama dipikul
4.Optimalisasi penyelenggaraan pemerintah desa Batorasang yang meliputi :
a. Penyelenggaraan pemerintah yang transparan dan akuntabel
b. Pelayanan kepada masyarakat yang prima yaitu cepat, tepat dan benar
c. Pelaksanaan pembangunan yang berkesinambungan dan mengedepankan partisipasi gotong royong masyarakat
Batorasang dikenal sebagai desa dengan pohon
Sukun yang melimpah. Sayangnya, pemanfaatan dan pengolahan buah Sukun hanya
sebatas dikukus dan dijadikan kripik. Berangkat dari keresahan atas
ketidakmaksimalan pemanfaatan buah Sukun tersebut, maka kelompok KKN 53 membuat
inovasi menyulap buah Sukun menjadi olahan donat, BaDokun (Batorasang Donat
Sukun).
Produk unggulan berupa makanan inovasi
didukung penuh oleh ibu PKK dan warga desa. Awalnya buah sukun hanya dibuang
dan dijadikan makanan kambing sekarang bisa dijadikan makanan dapat dijadikan
bisnis rumah terutma ibu rumah tangga yaitu membuat donat bahan utamanya buah
sukun. Pencipta olahan tersebut menginsprasi dari bahan yang tidak dapat diolah
bisa dijadikan olahan dapat menghasilkan ekonomi tinggi dan membantu masyarakat
batorasang menciptakan usaha kecil-kecilan.
Pengisi acara dilakukan mahasiswa KKN 53 universitas trunojoyo madura yaitu sri
usmani, untuk menjelaskan dalam bahan, alat, dan cara pembuatan donat. Hasil
buah sukun terbuang bisa menjadi donat. Dampak bisa menjadi peluang usaha bagi
warga batorasang. Hambatan saat memasarkan dari sebagian warga kurang membaca
jadi orang yang mengelolah produk unggulan sulit untuk mmeberikan nama
produknya berbentuk tulisan.
Berikut ini bahan, alat, cara pembuatan, dan
langkah pembuatan:
Bahan adonat sukun
·Tepung terigu
·Gula pasir
·Mentega
·Telur
·Fernipan
·Soda kue
·Buah sukun
telah dilumatkan
alat
·Wajan
·Sutil
·Kompor
·Penyaringan
·Baskom
·Plastik
bening dengan ukuran panjang×lebar
Cara pembuatan
·Pertama kita
kupas buah sukun
·Kedua potong sambil
dibuang hati dari buah sukun
·Ketiga cuci
buah sukun
·Keempat rebus
buah sukun
·Kelima lumatkan
buah sukun
Untuk adonan donat
·Pertama sediakan
baskom besar
·Kedua
masukkan tepung terigu dengan berat 1kg, gula seperempat jadi dua, mentega seperempat jadi dua, fernipan satu sendok makanan, soda kue seujung sendok teh,
tak lupa lumatan buah sukun setengah. Setelah itu campurkan semua adonan
tersebut sampai rata.
·Ketiga bentukan
ukuran sesuai selera
·Keempat tunggu
sampai mengembang
·Lalu digoreng
dengan warna sedikit kecoklatan dan diberikan toping sesuai selera.
Selasa
(31/2019), Malam tahun baru di desa Batorasang dihadiri oleh seluruh masyarakat
desa Batorosang untuk menonton film bersama 12 menit untuk selamanya dan
mustakung. Pada malam tersebut banyak warga yang menghadiri kegiatan tersebut
mulai dari anak kecil hingga kalangan tua.
Dalam
acara tersebut dimulai pukul 18.30 dimulai acara pembukaan yang dibuka oleh
kepala desa Batorosang bersama mahasiswa KKN53 Universitas Trunojoyo Madura. Dan
diakhiri oleh karaoke bersama.